Foto Foto Mas Suryo

on Wednesday, March 26, 2008




68% mukanya terlihat tolol.... 32% mental retarded..!










gaya khas roy dalam menipu media massa (ketika menjelaskan penemuan supersemar)

on Tuesday, March 25, 2008

Roy Suryo Beber Keganjilan Supersemar
Laporan: Tribun Jabar/ Kemal Setia Permana
Sabtu, 19-01-2008 | 23:08:31

BANDUNG, BPOST - Pegiat telematika dari Jogjakarta, Roy Suryo, Sabtu (19/1) di Bandung membeberkan sejumlah dokumen dan keanehan terkait kontroversi Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).


Utamanya terkait otentifitas dokumen Supersemar yang beredar, dan aslinya yang tidak ditemukan hingga saat ini. Selebihnya merupakan penegasan bahwa Supersemar bukan surat perintah pemindahan kekuasaan, sebagaimana yang kemudian terjadi.

Bahan yang jadi sumber rujukan Roy Suryo merupakan dokumentasi di Lembaga Arsip Nasional. Pemaparan yang dihadiri sejumlah wartawan ini digelar di Blessing Room Lantai 6 Bandung Trade Centre (BTC) Jalan Djundjunan kemarin siang.

Dalam dokumentasi pidato Bung Karno sebelum dia diberhentikan, pendiri dan proklamator Republik Indonesia itu mengungkapkan kenyataan arti dan tujuan diberikannya Surat Perintah 11 Maret kepada Jenderal Soeharto waktu itu bukanlah untuk memberikan kekuasaan sebagai kepala negara.

Melainkan untuk mengamankan jalannya pemerintahan, termasuk pribadi presiden dan pengamanan hal-hal lainnya. Jika kemudian terjadi pemindahan kekuasaan secara pelan-pelan begitu Supersemar dikuasai Soeharto, kesimpulannya berarti ada penyelewengan.

Menurut Roy Suryo, riset kecil ini dilakukan lebih dari enam bulan. Dan dari riset itu ditemukan beberapa versi Supersemar yang oleh Roy dikategorikan dalam versi A, versi B, Versi C dan Versi D.

"Dari semua versi itu, saya menemukan bahwa versi D- lah yang mendekati asli," tutur Roy Suryo sembari memperlihatkan dokumen di laptopnya. Naskah versi D Supersemar yang diyakini asli itu, didapatkannya di Arsip Nasional.

Naskah itu terekam di sebuah film seluloid lama yang menggambarkan adanya sebuah naskah tahun 1966 yang sempat tersyut kamera video. Dalam film itu terdapat Jenderal Amir Mahmud dan Soeharto.

"Dengan menggunakan pengajian teknologi kita bisa melakukan pengajian usia dari film seluloid ini dan juga pengajian teknik pengambilan gambarnya," jelas Roy kemarin. Dari sinilah, tutur Roy, dia membandingkan naskah itu dengan naskah Supersemar versi lain yang selama ini beredar.

"Kemudian saya melakukan uji sederhana dengan membandingkan keempat naskah itu," ujarnya sambil menandaskan terdapatnya beberapa perbedaan mendasar dari keempat naskah ini.

Roy pun mengaku mencari referensi lain, yaitu sebuah film dokumenter yang memuat pidato kenegaraan Bung Karno pada 17 Agustus 1966. Disebut terakhir kali karena menurut Roy setelah itu kemudian ada sidang MPRS di mana Bung Karno dicopot dari jabatannya sebagai presiden.

"Dari sidang itu juga saya mendapatkan pidato Bung Karno yang disebut Nawaksara yang dikenal sebagai pidato akhirnya sebagai presiden," tambahnya Dari pidato inilah Bung Karno menyatakan arti sebenarnya dari Supersemar bahwa Supersemar bukan surat perintah penyerahan kekuasaan.

"Dari sini saya mengajak masyarakat mari kita bersama-sama berani mengatakan yang sebenarnya, bahwa untuk mencari naskah Supersemar yang asli, sebenarnya tidak perlu terlalu repot. Tidak mungkin kalau sebuah naskah penting itu hilang begitu saja," kata Roy.

Sejumlah Keganjilan
* Ada setidaknya empat versi Surat Perintah 11 Maret yang beredar
* Ada satu versi yang diduga asli karena terdokumentasi film seluloid
* Dari empat versi yang beredar, perbedaan meliputi kop surat dan letak tandatangan
* Di versi yang diduga asli, setiap sub judul digaris bawah, yang tiga versi tidak
* Ada juga perbedaan tata cara atau justifikasi penulisan, spasi dan jarak antar kalimat

yang merah TS sengaja warnain karena bagi TS itu adalah salah satu gaya HI ROY ! ketika membodohi media massa

hal hal konyol ketika presentasi

Originally Posted by fad86 View Post
si "you-know-who" ini pernah nongol di kampus saya Bulan pebuari taun lalu..
buat ngisi seminar "telco bla.. bla.. bla"
*untung seminarnya gratis.. klo bayar.. BEUH

hal² KONYOL yang ada di presentasi "you-know-who" :
  1. Baru kali ini saya dateng ke seminar "IT / telematika" yang pembicaranya ngga ngasih tau pendidikannya dalam CV. si Roy cuma ngasih tau pekerjaan2nya aja. kayanya buat menyembunyikan fakta klo dia ga punya pendidikan formal / informal tentang IT

  2. Bahkan dalam slide-slide awalnya, Roy suryo menggambarkan klo lanjutan 2G adalah java. padahal java kan bahasa pemograman?

  3. si Roy ngakunya sebagai "Supervisor Website kepresidenan". Pas ditanya situs pribadinya, dia bilang ga ada, dulu ada tapi sekarang ga aktif. Bisa-bisanya dia jadi "Supervisor Website kepresidenan", website sendiri aja ga ada

  4. Dia bilang klo metadata foto ga bisa diedit dan bisa dijadikan bukti keaslian foto digital. pas ditanya kenapa metadata bisa diedit pake ACD See, dia malah ngeles "kan ada software buat tau metadatanya udah diedit atau belum". Ga nyambung dan jelas2 berlainan statement si Roy itu

  5. Setengah waktu seminarnya cuma abis buat nyeritain tas nya yang ilang dibandara pas naek adam air. Ga penting banget

  6. Waktu diakhir acara dia tunjukin atap rumahnya yang penuh parabola. WTF

*untungnya, di sertifikat seminarnya ngga ada nama dia sebagai pembicara. padahal biasanya di sertifikat seminar selalu ditulis nama pembicara

Roy suryo dan artika sari devi

Terbaring di Rumah Sakit membuat saya terlalu sering menonton televisi. Sering menonton televisi tentunya tidak lepas dari tontonan infotainmen yang berantai ditayangkan dari siang sampai sore.

Salah satu topik yang sedang hangat adalah kasus foto telanjang nude Artika Sari Devi. Jika berhubungan dengan foto-foto syur, maka tentunya yang pertama maju adalah sang pakar gadungan Roy Suryo. Seperti biasa ucapannya tidak bisa dipegang:

* “Saya bisa pastikan foto itu asli. Sebaiknya Artika tidak menyangkal hal ini.”
* “Foto itu saya jamin foto Artika asli, tetapi tidak diambil pada acara Miss Universe.”
* “Saya hanya ingin membantu Artika yang merupakan wakil Indonesia di mata Internasional.”
* “Dari awal, saya sudah yakin foto itu tidak asli.”
* “Foto itu memang bukan foto Artika, tetapi ada oknum yang menempelkan wajah Artika ke foto tersebut.”
* “Foto itu memang bukan foto Artika, tetapi ada foto lain yang beredar dengan foto Artika ditempelkan secara berjajaran dengan foto tersebut.” (koreksi dari Mozart)
* “Mestinya Artika tau kalo itu dari event lain di Thailand yang diadakan satu bulan sebelumnya.” (info dari John Chendra)
* Dan sebagainya (mungkin ada yang terlewat).

Sungguh menyebalkan melihat seseorang menumpang ketenaran di atas penderitaan Artika, apalagi cuma asal omong tanpa bukti yang jelas .

Oh ya, jika ada pembaca yang belum tahu. Foto tersebut adalah bukan foto Artika. Foto itu adalah foto Miss Tiffany Universe 2005. Apakah “Miss Tiffany Universe”? Itu adalah kontes serupa dengan Miss Universe, hanya saja ditujukan untuk para transseksual (banci) di Thailand.

Kenyataan ini dikemukakan oleh Enda Nasution yang bermukim di Thailand sejak tanggal 23 Mei yang lalu, itu lebih dari tiga minggu yang lalu.

Terlepas dari pro dan kontra keikutsertaan Artika di ajang Miss Universe 2005, mari polemik kasus foto telanjang (nude) Artika kita hentikan saja di sini. Jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin membonceng kasus ini untuk mendongkrak popularitas pribadinya, apalagi sampai harus dibahas di DPR segala.

the most hate man in maya world

g gak salah lagi

roy suryo adalah orang yg sangat dibenci oleh user dari dunia online bahkan dari semua perguruan IT

karena pertama dia terlalu bodoh dalam hal dunia IT

kedua

g bingung pemerintah merekrut dia

ketiga

masih banyak lulusan IT yg lbh pintar dibanding dia loh

keempat

semua hal yg dibicarakan telah menyesatkan dalam memberikan informasi yg benar

karena informasi yg dia berikan sudah bs dibilang basi loh

kelima

websitenya sering dihack

karena banyak orang membencinya loh



gak tau deh menurut kalian gimana?

kekesalan salah satu korban gempa jogja (klimaks kebusukan roy)

Roy Suryo Anda keterlaluan
5 June, 2006

Roy suryo anda keterlaluan, kali ini anda sudah sangat melampaui batas, ketika saya membaca suatu thread di milis yang saya lihat hampir setiap hari(yup, milis yang anda benci karena banyak sekali “musuh” anda disana), ada suatu thread yang dibuat oleh rony yang menuliskan aksi anda kembali di media massa dan pasti tak jauh permasalahannya, anda masih juga mempermasalahkan suatu media yang bernama blog atau weblog, apalagi ini blog yang ditujukan untuk membantu orang-orang yang terkena musibah gempa di yogyakarta dan jateng, anda menggunakan kesempatan ini untuk menuduh para blogger yang mencoba melakukan suatu kebaikan dalam hal menolong saudara-saudara kita yang terkena musibah tersebut.

anda masih berargumen bahwa blog tersebut masih memakai data-data yang tak jelas, data yang ngawur, tidak berdasarkan fakta, data yang hanya karangan para blogger, trend sesaat. tapi saya coba beri tahu anda yang terhormat kanjeng bla..bla.. mereka(baca:blogger) bersusah payah membangun dan menghadirkan suatu informasi mengenai korban-korban gempa, mengetahui aksi anda yang anda perlihatkan diacara e-lifestyle dimetrotv (yeah, metrotv should kick roy out from that show), anda dengan serta merta menuduh blogger-blogger tersebut dengan tuduhan yang sangat menyakitkan hati, mereka itu mencari data dengan cara turun ke tempat kejadian atau berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait disana dan anda masih mengatakan itu suatu data ngawur? tolanglah anda berpikir sedikit jika anda masih punya otak.

jika memang suatu informasi itu akurat dan benar adanya adalah berdasarkan si sumber berita (dalam hal ini blog adalah ngawur versi roy) kenapa anda tidak meng-sms orang-orang berapa jumlah korban gempa, siapa saja yang meninggal, rumah sakit mana yang menangani pasien terbanyak, apakah korban-korban tersebut telah mendapatkan bantuan, karena anda hanya percaya SMS sebagai sarana informasi “akurat” dibanding media alternative seperti email atau blog, atau anda lebih percaya misalkan detik.com (maaf, saya coba ambil contoh detik.com), media mainstream tersebut mempunyai kebijakan sendiri dalam penyajian berita, berita tersebut harus melalui beberapa tahapan (dan itu terlalu lama), atau apabila detik.com memiliki fasilitas yang seperti mesin blog yang lain apakah anda masih percaya detik.com yang secara tidak langsung memiliki blogging system?

mengenai sumber berita, teman kami dan teman-teman lainnya yang sudah mengunjungi tempat-tempat yang dilanda gempa secara langsung dan mereka juga melakukan suatu pendataan yang berkaitan dengan korba-korban gempa tersebut, bahkan telah membuat suatu sistem informasi mengenai korban-korban gempa tersebut dan informasi lainnya yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dikemudian hari dan yang perlu diketahui mereka adalah blogger juga yang anda tidak percaya (walaupun anda hanya percaya blogger yang mendukung anda), pikirkan itu roy.

anda memiliki banyak mobil-mobil tua antik yang harganya bisa sangat mahal, kenapa anda tidak menggunakan apa yang anda punya atau yang anda bisa untuk membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah yang notabene tidak jauh dari tempat anda berada daripada hanya memamerkan mobil-mobil tua yang menurut saya meaningless, their they are junk already.

tolong bukalah pikiran anda, terima suatu inovasi dan teknologi sebagai mana anda menerima teknologi handphone yang hanya trend sesaat™(karena handphone pasti berganti versi terus), dengan menggunakan media alternative sebagai suatu alternative berita. dan sekali lagi jangan menggunakan suatu kejadian apalagi kejadian duka sebagai ajang untuk mencari popularitas seperti yang pernah anda lakukan ketika ada bencana di aceh. itu sangat menyakitkan roy, sangat menyakitkan. saya harap anda cepat sadar atau minimal masyarakat mengetahui betapa anda sangat busuk.

*hos..hos… sabar..sabar..*

Suka men-junk mailing list dengan email yang sama

Hari ini email dari Roy Suryo terpampang di banyak mailing list. Baik yang memang dikirim sendiri (cross posting) atau disalinkan ke tempat lain — oleh “penggemarnya” atau penentangnya. Saya lihat di Roy Suryo Watch, tulisan baru tersebut belum muncul. Saya kira hal ini tidak perlu disebut sebagai terlambat, melainkan justru memunculkan pertanyaan serius: mengapa Roy Suryo tidak merangkai buah pikirannya di sebuah blog?

Coba pertimbangkan: mantan Presiden Soeharto memiliki media center, Hamzah Haz tidak ketinggalan, semua calon presiden juga menyediakan situs Web — representasi pribadi, situs ofisial untuk acara pemilihan presiden, dan yang disusun oleh pendukungnya (bayangkan betapa lengkapnya!). Belum lagi jika ditilik pada ranah yang lebih luas lagi: ribuan anak-anak muda mulai menuangkan cerita dalam bentuk blog, dengan semua kekenesan dan kecentilan mereka. Mengapa pakar multimedia sekaliber Roy belum memulai?

Sekarang dilihat dari manfaatnya. Pertama, Roy tidak perlu memenuhi sekian mailing list dengan email yang sama dan menghasilkan ulir debat kusir di setiap tempat. Setiap respon yang dikirim untuk menanggapi akhirnya menjadi dikirim-silang ke banyak tempat. Tidak efisien kan?

Kedua, Roy tidak perlu merepotkan media massa berkaitan dengan kredibilitas keilmuan artikel yang dimuat. Maaf, saya bukan ahli yang punya kompetensi menilai kredibilitas tersebut, namun pada saat artikel tentang metadata dimuat di Kompas, tulisan tersebut menjadi awal letupan persoalan kredibilitas pembuktian yang dipaparkan di dalamnya. Jika Roy menulis pandangannya pada kasus tersebut dalam bentuk entri di blog, tentu dampaknya tidak “segawat” di media massa resmi. Kita bersama maklum: secara umum, blog belum sampai dipandang sebagai sebuah media jurnalistik yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi.

Ketiga, blog dilengkapi mekanisme komunikasi dengan pembaca dalam bentuk komentar dan antarblog dalam bentuk lacak balik (trackback). Dengan demikian pengunjung dapat langsung berdiskusi di situs tersebut atau, jika dia ingin lebih panjang-lebar, dapat menulis di blog miliknya dan mencantolkan hasil lacak baliknya sehingga pengunjung lain tetap dapat mengikuti aliran diskusi. Jangan dilupakan: tulisan yang secara serius membantah argumen pemakaian metadata pada tulisan Roy di Kompas justru ditulis oleh Ariya Hidayat lewat blog — bukan lewat media massa resmi.

Terakhir: bukankah dengan demikian menaikkan peringkat Roy sendiri di Google? Daripada peringkat atas dibiarkan “dibajak” oleh Roy Suryo Watch seperti yang terlihat di Google hari ini.

Saya tidak punya urusan apapun dengan Roy Suryo. Apabila tulisan di atas dianggap “menguntungkan” posisi Roy, saya juga punya saran yang bijak kepada para penentangnya: gunakan pikiran jernih seperti yang diungkapkan Evelyn Beatrice Hall untuk Voltaire, I disapprove of what you say, but I will defend to the death your right to say it.